Menunggu Nasib Kurikulum (setengahmatang) 2013, Direvisi atau Dimoratoriumkan?

Advertisement

Menunggu Nasib Kurikulum (setengahmatang) 2013, Direvisi atau Dimoratoriumkan? | Pergantian menteri pendidikan dari M. Nuh ke Anis Baswedan menjadi pusat perhatian masyarakat pendidikan Indonesia, terkait dengan warisah pekerjaan kementerian pimpinan M.Nuh bernama Kurikulum 2013. Warisan yang tentunya akan menjadi pertaruhan kredibilitas seorang Anis Baswedan dengan kapasitasnya sebagai menteri pendidikan. Kuriukulum 2013 yang sejak kemunculannya banyak mendapat reaksi, baik dari kalangan praktisi pendidikan maupun para pelaksana kebijakan (baca: guru) sendiri yang menilai K-13 tak lain hanyalah proyek politik ketimbang pembaharuan kurikulum untuk pembangunan sistem pendidikan yang lebih baik. Dan Anis Baswedan pun mulai angkat bicara tentang K13 pada rapat perdana revisi K13 beberapa waktu lalu.
Menunggu Nasib Kurikulum (setengahmatang) 2013, Direvisi atau Dimoratoriumkan?

K13 Kurikulum Setengah Matang
Pada rapat perdana revisi Kurikulum 2013 yang dilakukan Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta (17/11/2014), Anis Baswedan memberi keterangan yang mengejuktan, beliau mengatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan barang setengah matang.

Pernyataan tersebut tentu tidak aneh akan keluar dari Anis Baswedan, mengingat perjalanan lahirnya K13 juga menuai banyak pro-kontra, dan sebagaian praktisi pendidikan menganggap K13 belum layak untuk diberlakukan. Ada beberapa hal mengenai K13 yang dianggap setengah matang, pertama K13 cenderung dipaksakan untuk segera diimplementasikan, kedua implementasi K13 mestinya dilaksanakan untuk 6.400 unit sekolah percontohan dulu, setelah itu harus ada laporan balik (feedback) dari sekolah untuk dianalisa Kemendikbud. Tetapi yang terjadi adalah, K13 tahun ini dipaksanakan diterapkan di 200 ribu lebih sekolah SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia. 

"Saya ini menerima warisan masalah kebijakan implementasi kurikulum," jelas Anis. Menurut Anis, banyak sekali indikator bahwa K13 ini belum matang dan dipaksakan. Seperti ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan materi yang diajarkan dalam buku pelajaran. Melihat indikator-indikator tersebut pantas saja Anis mengatakan bahwa K13 adalah kurikulum setengah matang.

Walaupun begitu, sekalipun rekan-rekan Guru mengajar dengan kurikulum yang setengah matang, Anis Baswedan mengatakan guru-guru jangan khawatir atau cemas. "Meski saya akui guru-guru sekarang sudah cemas,"katanya. Beliau berjanji akan mengevaluasi K13, Kemendikbud menargetkan keputusan final nasib K13 ini Desember nanti, sesudah semester I tahun pelajaran 2014/2015 berakhir.

Kurikulum 2013 memang banyak menuai pro-kontra. Diawal-awal implementasinya, ada mata pelajaran yang dihilangkan, TIK dan KKPI dan diganti dengan mata pelajaran Prakarya, tentu ini menuai banyak kontra terutama dari para guru yang mengajar mata pelajran tersebut.  Hingga banyak diskusi-diskusi yang membahasa masalah ini, tapi M. Nuh tetap tak bergeming, dengan tim ahli dibelakangnya yang membidani K13 beliau beralasan bahwa mata pelajaran TIK dan KKPI sudah tidak dibutuhkan karena anak-anak sekarang sudah bisa belajar komputer sendiri.

Berikutnya, sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Revolusi Pendidikan (KRP) sempat menyerahkan surat raksasa yang ditujukan untuk Menteri Keuangan, Agus Maryowardojo, saat itu. Dalam surat raksasa tersebut berisi permohonan agar menteri menolak anggaran Kurikulum 2013, karena anggarannya terlalu besar mencapai 2,49 triliun rupiah. Besarnya anggaran dikhawatirkan sarat dengan tindakan korupsi.

Selain itu, penolakan kurikulum 2013 juga datang dari Koalisi Tolak Kurikulum 2013, yang terdiri atas sejumlah guru, praktisi pendidikan, dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Menurut koalisi ini ada 8 kejanggalan dari K13, yaitu:
  • Pertama, pemerintah menggunakan logika terbalik dalam perubahan kurikulum pendidikan. 
  • Kedua, pemerintah tidak konsisten dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. RPJMN menghendaki penguatan dan penataan ulang kurikulum, bukan perubahan kurikulum.
  • Ketiga, anggaran perubahan kurikulum tidak terencana dengan baik. 
  • Keempat, tidak adanya evaluasi komprehensif terhadap Kurikulum 2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 
  • Kelima, kurikulum 2013 mengungkung kreativitas guru dan konteks lokal. 
  • Keenam, target training master teacher terlalu ambisius. Waktu yang tersedia untuk menyiapkan para guru terhadap Kurikulum 2013 terlalu singkat dan dirasa tidak mungkin.
  • Ketujuh, bahan perubahan kurikulum yang disampaikan oleh pemerintah berbeda-beda. Belum ada pedoman Kurikulum 2013 final. Bahkan, bahan yang digunakan untuk uji publik masih berganti-ganti. 
  • Kedelapan, terkait buku pegangan Kurikulum 2013 bagi guru dan murid, materi Kurikulum 2013 belum selesai disusun.
Dan masih banyak lagi pro-kontra mengenai implementasi kurikulum 2013 tersebut. Baik dari kalangan guru yang tergabung dalam organisasi guru, mahasiswa ilmu pendidikan, para akademisi dan pengamat pendidikan. Walau menuai banyak kontra, K13 tetap berjalan, sampai akhir kepemimpinan era M.Nuh persoalan K13 terus berdatangan, buku K13 yang lambat cetak bahkan sampai sekarang masih banyak sekolah yang belum mendapatkan buku cetak K13 tersebut, masalah sistem penialain, format soal dan seterusnya. 

Dan di era kepemimpinan menteri pendidikan yang baru, Anis Baswedan, "kesetengahmatangan kurikulum 2013" tersebut akhirnya terungkap, evaluasipun harus dilakukan.

Direvisi atau Dimoratoriumkan?
Apakah Kurkukulum 2013 akan direvisi atau dimoratoriumkan? seperti yang banyak diberitakan di media-media online belakangan ini. Anis Baswedan memberi pernyataan terkait pertanyaan tersebut, bahwa keputusan hasil evaluasi K13 akan diumukan Desember 2015 nanti.

Berikut pernyataan Menteri Pendidikan Dasar-Menengah dan Kebudayaan
"Insya-Allah, bulan depan (Desember) sudah selesai dan ada keputusan, apakah dilanjutkan, dilanjutkan dengan koreksi, atau harus ditunda," kata Anies di sela menghadiri 'Leader for Change Program' BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Minggu (23/11/2014), seperti dikutip Edukasi Kompas dari Antara.

Anis menjelaskan, pihaknya akan mengambil keputusan secara hati-hati, karena keputusan itu menyangkut jutaan siswa dan ratusan ribu guru. Menurut Anis, Kurikulum 2013 itu dalam praktiknya memang diberlakukan pada 6.400 dari 218.000 sekolah.

"Implementasi itu sebenarnya untuk bisa mendapatkan masukan, tapi justru langsung dipraktikkan, sehingga ada masalah," jelasnya.
"Karena itu, kami melakukan evaluasi, apakah bisa dilanjutkan, diperbaiki, atau ditunda," Anis menegaskan.

Evaluasi tersebut akan dilakukan oleh tim evaluasi yang terdiri atas para guru, pakar kurikulum, dan manajemen pendidikan. "Sekarang, beberapa guru mengeluh dengan Kurikulum 2013 itu, karena bahan ajar belum ada, sistem penilaian yang membutuhkan kesiapan dari guru, dan sebagainya. Kasihan, guru-guru itu memiliki beban ajar, karena di rumah masih harus melakukan penilaian,"

Jadi, apakah Kurikulum 2013 akan direvisi atau dimoratoriumkan? Kita tunggu saja jawabannya sampai Desember mendatang. Mudah-mudahan hasil evaluasi Anis Baswedan dan tim evaluasi tersebut dapat mengembalikan sistem pendidikan yang bisa diterima dengan baik oleh para pelaksana sistem (baca: Guru). Tidak adalagi mata pelajaran yang dihilangkan sehingga membuat "galau" guru mata pelajaran yang dihilangkan tersebut. Tidak adalagi sistem penilaian yang membuat guru yang masih "sedikit gaptek" jadi muntah-muntah lantaran tidak bisa menggunakan sistem tersebut.

Sebagai Guru, akhirnya kita patut berdo'a untuk pembuat dan penentu sistem pendidikan di tanah air, semoga saja sistem yang mereka buat dan kini sedang dievaluasi bukan semata-mata hanya untuk kepentingan politik semata, melainkan memperhatikan keberlangsungan dunia pendidikan di tanah air secara menyeluruh. Aaamin.

Baca juga:
Anis Baswedan Akan Mengevaluasi UN, Kurikulum 2013 dan Sertifikasi Guru
_______
Sumber-sumber tulisan:
JPNN, EdukasiKompas, Gatra, KoranJakarta,

Advertisement

Terimakasih telah berkunjung ke blog pekerjaanguru.blogspot.com, mudah-mudahan bermanfaat!

Baca juga:

No comments:

Post a Comment